Berita terbaru hari ini di seluruh dunia yang masih terngiang sampai saat ini adalah perdamaian yang terjadi pada dua negara yang terkenal selalu bersitegang oleh mata dunia, yakni perdamaian antara Korea Selatan dan Korea Utara. Dimana kedua negara yang saling bertetangga tersebut sudah mengalami perseteruan yang cukup lama yakni sejak tahun 1953. Dan puncaknya pada tanggal 27 April 2018 adalah hari bersejarah yang sudah ditunggu-tunggu oleh rakyat Korsel juga Korut atas berdamainya kedua negara tersebut yang diwakili oleh presiden masing-masing yakni Kim Jong Un untuk Korut dan Moon Jae In untuk Korsel.
Meski demikian, tetap ada saja pihak yang merasa gerah yakni Amerika.
Melalui Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis mengatakan bahwa Pentagon mempertimbangkan penarikan atas pasukannya yang berada di Semenanjung Korea sampai pada perdamaian yang disepakati oleh Korea Selatan dan Korea Utara.
"Ya, itu adalah bagian dari masalah yang akan kami bahas dalam negosiasi dengan sekutu kami terlebih dahulu dan, tentu saja, dengan Korea Utara," ucap Mattis dalam sebuah transkrip konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak di Pentagon, hari Jumat waktu AS, yang dikutip dari situs Pentagon, Sabtu (28/4/2018).
Tidak sampai disitu saja, Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pun sudah dijadwalkan bertemu pada Mei atau awal Juni 2018 untuk membahas denuklirisasi di semenanjung Korea. Menariknya adalah kedua pemimpin yang sebelumnya pernah saling ancam ini akan bernegosiasi mengenai penutupan program nuklir Korea Utara secara permanen.
Amerika Serikat juga mempunyai andil karena sudah terlibat dalam kampanye tekanan maksimum terhadap Korea Utara bahkan memimpin masyarakat internasional untuk memberlakukan beberapa putaran sanksi atas program senjata nuklir dan rudal balistik Pyongyang.
Seperti yang sudah dibahas pada awal topik, pada tanggal 27 April 2018 Kim Jong Un selaku presiden Korea Utara dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah mengadakan pertemuan puncak di Zona Demiliterisasi, dimana keduanya telah menandatangani Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran dan Penyatuan di Semenanjung Korea. Selain sepakat mewujudkan semenanjung Korea bebas nuklir, keduanya juga sepakat secara resmi mengakhiri Perang Korea.
Ini semua karena situasi di semenanjung Korea yang sempat memanas dalam dua tahun terakhir tidak lain karena rentetan uji coba rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara. Akibat dari tindakan rezim Kim Jong-un itu berimbas pada Washington, yang bertindak sebagai sekutu pelindung Seoul.